Dari dulu aku memang lebih suka jika harus menyendiri tapi untuk urusan melakukan hubungan intim seperti adegan cerita sex, aku melakukannya dengan wanita penghibur saja tanpa ada komitmen apapun. Karena dengan begitu aku tidak akan merasa ada yang mencoba ikut campur dalam hidupku. Tapi kini setelah genap 35 tahun usiaku aku mengalami hal lain yang terjadi pada hatiku.
Aku menyukai seorang perempuan bernama Siska, dia seorang gadis yang jauh lebih muda bagiku. Dan dia merupakan anak buahku di kantor tempatku bekerja, Siska biasa memanggilku pak Deni dan aku biasa memanggil namanya saja. Karena dia staf di bawah posisiku, aku sering membayangkan melakukan adegan cerita sex dengan Siska setiap kali aku melihat tubuh seksinya.
Begitu juga para staf pria lain di dalam kantor ini, tapi aku tidak dapat memungkiri pesona Siska yang begitu terasa menantang tiap dia melangkah. Dengan pakaian kantor yang seksi di tambah tubuhnya yang memang terlihat sintal hingga nampak kalau Siska seperti pemain dalam adegan cerita sex yang biasanya memang memiliki kriteria tubuh seperti itu.
Karena aku tahu kalau posisiku tidak memungkinkan untuk menggoda Siska di depan staf yang lain akhirnya aku hanya bisa memberinya perhatian lebih mulai dari memuji cara kerjanya sampai tidak terlalu menekannya dengan pekerjaan yang dia kerjakan. Akhirnya aku merasa kalau Siska mengerti akan maksudku karena dia terlihat lebih mendekat jika sedang berduaan denganku.
Bahkan terkadang dia dengan berani memperlihatkan paha mulusnya dengan sengaja padaku. Tapi aku pasang cara tarik ulur padanya, karena aku juga tahu kalau gadis seperti Siska tidak boleh langsung di tangkap karena nanti dia bisa bersikap manja di depan orang lain dan aku tidak ingin hal seperti itu terjadi, karena itu aku menjaga sikapku pada Siska.
Jangan sampai yang lain tahu kalau aku juga ada maksud tertentu padanya, sampai akhirnya aku mendapat kesempatan untk leluasa memberikan perhatian lebih pada Siska. Hari itu dia ikut aku untuk meninjau lapangan setelah itu aku mengajaknya makan siang bareng, kami mengobrol lebih dekat tapi hanya sebatas itu, karena seperti kataku tadi aku harus menarik ulur Siska.
Tidak terasa sudah hampir dua bulan Siska bekerja di kantor ini bahkan aku mendengar kalau dia sudah dekat dengan staf bawahanku juga. Reno namanya aku lihat dia memang memiliki wajah yang lumayan ganteng tapi aku yakin kalau aku tidak kalah ganteng dari dia, tapi untuk urusan umur dia memang jauh lebih muda dariku dan aku tahu kalau Reno seumuran dengan Siska.
Hari itupun berlalu begitu saja tapi aku yakin kalau sikapku mampu membuat Siska menjadi lebih perhatian lagi padaku. Setiap kali aku berpapasan denganya aku selalu berusaha cuek di depannya tapi sebenarnya aku ingin menyapanya bahkan aku ingin memeluk tubuhnya yang mirip dengan pemain dalam adegan cerita sex, tapi aku berusaha menahannya hingga saat ini.
Tapi pada suatu malam setelah beberapa jam bar datang di kantor aku di kejutkan oleh kedatangan Siska yang berdiri di depan pintu rumahku. Aku yang memang tinggal sendirian terbiasa membuka pintu setiap ada orang yang memencet bel, tapi aku tidak menyangka kalau saat ini berdiri Siska di depan pintu rumahku dengan wajah terlihat begitu sedih dan menatap tajam padaku.
Dia masuk sambil berbicara dengan langkah sempoyongan padaku â Kenapa bapak memberiku harapanâ¦. aku.. â kata-katanya terbata hingga akhirnya dia merebahkan kepalanya di dadaku, akupun melihatnya terisak dengan tangisan yang begitu menyentuh hatiku. Aku membiarkannya saja sampai akhirnya dia menengadahkan kepalanya padaku, karena itu akupun menundukkan kepalaku.
Lalu aku sentuh bibirnya yang basah juga terkena air matanya yang menetes dengan derasnya sambil berkata lirih â Maaf⦠aku kira.. kamu sudah ⦠berhubungan dengan Reno⦠â Kataku mencoba memberinya penjelasan yang tidak akan menyakiti hatinya, saat itulah Siska dengan bernai mendorong tubuhku hingga aku terjungkal rebahan di atas sofa ruang tamu.
Dengan penuh gairah Siska terus melancarkan aksinya terus mencium bibirku akupun membalasnya dengan lebih hangat lagi â OOouuggghh⦠oooouuuggghhhâ¦.. aaaaggghh⦠pakâ¦.. aaaagggghhhâ¦. aaaaaggggghhhâ¦. sa.. yang⦠aaaaggghhhâ¦. â Terdengar Siska mendesh dengan begitu nikmatnya diapun memejamkan matanya menikmati aksi permainan sexku.
Aku terus menciumnya engan penuh nafsu yang semakin membara sehngga Siska kembali mendesah â OOouughh⦠ooouuugghhâ¦. aaaaaagggggghhhâ¦. aaaagggggghhhhhâ¦.. aaaaaggghhh⦠aaagghh⦠sa⦠yangâ¦. aaaagggghhhâ¦. â Kata-kata yang keluar dari dalam mulutnya membuat aku menjadi lebih agresif lagi aku cari teteknya lalu aku remas dengan gemas.
Siska menggelinjang sambil terus mengeluarkan kata desahan akupun meremas teteknya semakin keras tapi sesekali aku remas dengan lembut juga â Oooouuugghhhâ¦. aaaaggghhh⦠masâ¦.. aaagggghhh⦠aku.. nggak kuat⦠aaaggggghhhâ¦. â Karena merasa kalau Siska sudh basah akupun mencoba menuntun kontolku masuk dalam memeknya yang mulai basah aku rasa.
Sekali tekan kontolku langsung menyelinap masuk seluruhnya dalam lubang memek Siska. Lalu aku goyang pantatku dengan gairah yang sudah memuncak, semakin terpejam mata Siska menikmati goyangan pantatku kini dia berdesis bagai ular betina â Ooouuggghhhâ¦.. oooouuugggghhhâ¦.. aaaaaagggggghhhhhâ¦.. ooouuggghhâ¦. mas⦠terus⦠aaaggghhh⦠â Desah Siska.
Semakin cepat aku bergerak di atas tubuhnya hingga kurasakan kontolku ikut bergerak-gerak dalam memek Siska, dan akhirnya tumpah juga spermaku dalam memek Siska dengan mengejang tubuhku bergetar kala larva hangat itu tumpah. Sampai akhirnya aku tidak lagi bertenaga dan terkulai lemas di atas tubuh Siska diapun menangkap tubuh lelahku dengan mesranya dia cium aku.