Cerita Sex Sedap 2 Vagina

Situs Terlengkap Untuk Cerita Dewasa Pribadi | Cerita Sex Terbaru | Cerita Mesum | Cerita Ngentot | Cerita Hot | Cerita ABG | Cerita Tante-tante | Cerita Sex Jilbab | Seks Bergambar â€" Sedap 2 Vagina. Aku duduk di kelas 3 SMA, tinggal di sebuah perumahan di daerah Jakarta sekitar 2 minggu kemarin aku kedatangan tetangga baru, yang mana dia mengontrak persis disamping rumahku, awalnya mereka itu jarang berkumpul dengan tetangga, tetapi lama kelamaan mereka cepat akrab dengan tetangga sekitar.Ternyata penghuninya seorang wFitri dengan perkiraanku umurnya baru 30-an, anak perempuannya dan seorang PRT. Nama lengkapnya aku tidak tahu, namun nama panggilannya Tante Endar.

Cerita Dewasa Sedap 2 Vagina

Cerita Sex Pasangan Sange, nge   ntot Pasangan Sange, tempek Pasangan Sange, Pasangan Sange ngesex, Pasangan Sange dientot, kentu Pasangan Sange, Pasangan Sange hot, cerita Pasangan Sange

Anaknya bernama Fitri, sepantaran denganku, siswi SMU kelas 3. Ternyata Tante Endar adalah janda seorang bulekalau tidak salah, asal Perancis. Sikapnya friendly, gampang diajak ngobrol. Tapi, yang paling utama adalah penampilannya yang “mengundang”. Rambutnya ikal di bawah telinga. Kulitnya coklat muda. Bodinya tidak langsing tapi kalau dilihat terus, malah jadi seksi. Payudaranya juga besar. Taksiranku sekitar 36-an.

Yang membikin mengundang adalah Tante Endar sering memakai baju sleeveless dengan celana pendek sekitar empat jari dari lutut. Kalau duduk, celananya nampak sempit oleh pahanya. Wajahnya tidak cantik?cantik amat, wajah ciri khas Indonesia, tipe yang disuka orang-orang bule.

Seperti bodinya, wajahnya juga kalau diperhatikan, apalagi kalau bajunya ag ak “terbuka”, malah jadi muka?muka ranjang gitu deh. Dari cara berpakaiannya aku mengira kalau Tante Endar ituhypersex. Kalau Fitri, kebalikan ibunya.

Wajahnya cantik Indo, dan kulitnya putih. Rambutnya hitam kecoklatan, belah pinggir sebahu. Meski buah dadanya tidak terlalu besar, kecocokan pakaiannya justru membuat Fitri jadi seksi. Nampaknya aku terserang sindrom tetangga sebelah nih.

Berhari-hari berlalu, nafsuku terhadap Tante Endar semakin bergolak sehingga aku sering nekat ngumpet di balik semak-semak, onani sambil melihati Tante Endar kalau sedang di luar rumah. Tapi terhadap Fitri, nafsuku hanya sedikit, itu juga karena kecantikannya dan kulit putihnya. Nafsu besarku kadang-kadang membuatku ingin menunjukkan batangku di depan Tante Endar dan onani didepan dia.

Pernah sesekali kujalankan niatku itu, namun pas Tante Endar lewat, buru-buru kututup “anu”-ku dengan baju, karena takut tiba-tiba Tante Endar melapor sama ortu. Ta pi, kenyataannya berbeda.

Tante Endar justru menyapaku, (dan kusapa balik sambil menutupi kemaluanku), dan pas di depan pagar rumahnya, ia tersenyum sinis yang menjurus ke senyuman nakal. “Ehem.. hmm..” dengan sorotan mata nakal pula. Sejenak aku terbengong dan menelan ludah, serta malah tambahnafsu.

Kemudian, pada suatu waktu, kuingat sekali itu hari Rabu. Saat aku pulang kuliah dan mau membuka pagar rumah, Tante Endar memanggilku dengan lembut, “De, sini dulu.. Tante bikinin makanan nih buat papa-mamamu.”

Langsung saja kujawab, “Ooh, iya Tante..” Nafasku langsung memburu, dan dag dig dug. Setengah batinku takut dan ragu-ragu, dan setengahnya lagi justru menyuruh supaya “mengajak” Tante Endar. Tante Endar memakai baju sleeveless hijau muda, dan celana pendek hijau muda juga.

Setelah masuk ke ruang tamunya, ternyata Tante Endar hanya sendirian, katanya pembantunya lagi belanja. Keadaan tersebut membu atku semakin dag dig dug. Tiba-tiba tante memanggilku dari arah dapur, “De, sini nih.. makanannya.” Memang benar sih, ada beberapa piring makanan di atas baki sudah Tante Endar susun.

Saat aku mau mengangkat bakinya, tiba-tiba tangan kanan Tante Endar mengelus pinggangku sementara tangan kirinya mengelus punggungku. Tante Endar lalu merapatkan wajahnya di pipiku sambil berkata, “De, mm.. kamu.. nakal juga yah ternyata..”

Dengan tergagap-gagap aku berbicara, “Emm.. ee.. nakal gimana sih Tante?” Jantungku tambah cepat berdegup. “Hmm hmm.. pura-pura nggak inget yah? Kamu nakal.. ngeluarin titit, udah gitu ngocok-ngocok..”Tante Endar meneruskan bicaranya sambil meraba-raba pipi dekat bibirku.

Kontan saja aku tambah gagap plus kaget karena Tante Endar ternyata mengetahuinya. Itulah sebabnya dia tersenyum sinis dan nakal waktu itu. Aku tambah gagap, “Eeehh? Eee.. itu..” Tante Endar langsung memotong s ambil berbisik sambil terus mengelus pipiku dan bahkan pantatku. “Kamu mau yah sama Tante? Hmm?” Tanpa banyak omong-omong lagi, tante langsung mencium ujung bibir kananku dengan sedikit sentuhan ujung lidahnya.

Ternyata benar perkiraanku, Tante Endar hypersex. Aku tidak mau kalah, kubalas segeraciumannya ke bibir tebal seksinya itu. Lalu kusenderkan diriku di tembok sebelah wastafel dan kuangkat pahanya ke pinggangku.

Ciuman Tante Endar sangat erotis dan bertempo cepat. Kurasakan bibirku dan sebagian pipiku basah karena dijilati oleh Tante Endar. Pahanya yang tadi kuangkat kini menggesek-gesek pinggangku. Akibat erotisnya ciuman Tante Endar, nafsuku menjadi bertambah.

Kumasukkan kedua tanganku ke balik bajunya di punggungnya seperti memeluk, dan kuelusi punggungnya. Saat kuelus punggungnya, Tante Endar mendongakkan kepalanya dan terengah. Sesekali tanganku mengenai tali BH-nya yang kemudian terlepas akibat gesekan tanganku. Kemudian Tante End ar mencabut bibirnya dari bibirku, menyudahi ciuman dan mengajakkuuntuk ke kamarnya.

Kami buru-buru ke kamarnya karena sangat bernafsu. Aku sampai tidak memperhatikan bentuk dan isi kamarnya, langsung direbah oleh Tante Endar dan meneruskan ciuman. Posisi Tante Endar adalah posisi senggama kesukaanku yaitu nungging.

Ciumannya benar-benar erotis. Kumasukkan tanganku ke celananya dan aku langsung mengelus belahan pantatnya yang hampir mengenai belahan vaginanya. Tante Endar yang hyper itu langsung melucuti kaosku dengan agak cepat.

Tapi setelah itu ada adegan baru yang belum pernah kulihat baik di film semi ataupun di BF manapun. Tante Endar meludahi dada abdomen-ku dan menjilatinya kembali. Sesekali aku merasa seperti ngilu ketikalidah Tante Endar mengenai pusarku.

Ketika aku mencoba mengangkat kepalaku, kulihat bagian leher kaos tante Endar kendor, sehingga buah dadanya yang bergoyang-goyang terlihat jelas. Kemudian kupegang pinggangnya dan kupind ahkan posisinya ke bawahku.

Lalu, kulucuti kaosnya serta beha nya, kulanjutkan menghisapi puting payudaranya. Nampak Tante Endar kembali mendongakkan kepalanya dan terengah sesekali memanggil namaku.

Sambil terus menghisap dan menjilati payudaranya, kulepas celana panjangku dan celana dalamku dan kubuang ke lantai. Ternyata pas kupegang “anu”-ku, sudah ereksi dengan level maksimum. Sangat keras dan ketika kukocok-kocok sesekali mengenai dan menggesek urat-uratnya.

Tante Endar pun melepas celana-celananya dan mengelusi bulu-bulu dan lubang vaginanya. Ia juga meraup sedikit mani dari vaginanya dan memasukkan jari-jari tersebut ke mulutku. Aku langsung menurunkan kepalaku dan menjilati daerah “bawah” Tante Endar.

Rasanya agak seperti asin-asinditambah lagi adanya cairan yang keluar dari lubang “anu”-nya Tante Endar. Tapi tetap saja aku menikmatinya. Di tengah enaknya menjilat-jilati, ada suara seperti pintu terbuka namun terdengarnya tidak begitu jelas. Aku takut ketahuan oleh pembantunya atau Fitri.

Sejenak aku berhenti dan ngomong sama Tante Endar, “Eh.. Tante..” Ternyata tante justru meneruskan “adegan” dan berkata, “Ehh.. bukan siapa-siapa.. egghh..” sambil mendesah. Posisiku kini di bawah lagi dan sekarang Tante Endar sedang menghisap “lollypop”.

Ereksikusemakin maksimum ketika bibir dan lidah Tante Endar menyentuh bagian-bagian batangku. Tante Endarmengulangi adegan meludahi kembali. Ujung penisku diludahi dan sekujurnya dijilati perlahan.

Bayangkan, bagaimana ereksiku tidak tambah maksimum?? Tak lama, Tante Endar yang tadinya nungging, ganti posisi berlutut di atas pinggangku. Tante Endar bermaksud melakukan senggama. Aku sempat kaget dan bengong melihat Tante Endar dengan perlahan memegang dan mengarahkan penisku ke lubangnya layaknya film BF saja.

Tapi setelah ujungnya masuk ke liang senggama, kembali aku seperti ngilu terutama di bagian pinggang dan selangkanganku dimana kejadian itusemakin menambah nafsuku.

Tante mulai menggoyangkan tubuhnya dengan arah atas-bawah awalnya dengan perlahan. Aku merasa sangat nikmat meskipun Tante Endar sudah tidak virgin. Di dalam liang itu, aku merasa adacairan hangat di sekujur batang kemaluanku. Sambil kugoyangkan juga badanku, kuelus pinggangnya dan sesekali buah dadanya kuremas-remas.

Tante Endar juga mengelus-elus dada dan pinggangku sambil terus bergoyang dan melihatiku dengan tersenyum. Mungkin karena nafsu yang besar, Tante Endar bergoyang sangat cepat tak beraturan entah itu maju-mundur atau atas bawah.

Sampai-sampai sesekali aku mendengar suara “Ngik ngik ngik” dari kaki ranjangnya. Akibat bergoyang sangat cepat, tubuh Tante Endar berkeringat. Segera kuelus badannya yang berkeringat dan kujilatitanganku yang penuh keringat dia itu.

Lalu posisinya berganti lagi, jadinya aku bersandar di u jung ranjang, dan Tante Endar menduduki pahaku. Jadinya, aku bisa mudah menciumi dada dan payudaranya. Juga kujilati tubuhnya yang masih sedikit berkeringat itu, lalu aku menggesekkan tubuhku yang juga sedikit berkeringat kedada Tante Endar.

Tidak kupikirkan waktu itu kalau yang kujilati adalah keringat karena nafsu yang terlalu meledak. Tak lama, aku merasa akan ejakulasi. “Ehh.. Tante.. uu.. udaahh..” Belum sempat aku menyelesaikan kata-kataku, Tante Endar sudah setengah berdiri dan nungging di depanku.

Tante Endar mengelus-elus dan mengocok penisku, dan mulutnya sudah ternganga dan lidahnya menjulur siap menerima semprotan spermaku. Karena kocokan Tante Endar, aku jadi ejakulasi. “Crit.. crroott.. crroott..” ternyata semprotan spermaku kuhitung sampai sekitar tujuh kali dimana setiap kencrotan itu mengeluarkan sperma yang putih, kental dan banyak.

Sesekali jangkauan kencrotannya panjang, dan mengenai rambut Tante Endar. Mungkin ada juga yang jatuh ke sprei. Persis sekali film BF.

Kulihat wajah Tante Endar sudah penuh sperma putih kental milikku. Tante Endar yang memanghyper, meraup spermaku baik dari wajahnya ataupun dari sisa di sekujur batangku, dan memasukkan ke mulutnya. Setelah itu, aku merasa sangat lemas. Staminaku terkuras oleh Tante Endar. Aku langsung rebahan sambil memeluk Tante Endar sementara penisku masih tegak namuntidak sekeras tadi.

Sekitar seminggu berlalu setelah ML sama Tante Endar. Siang itu aku sedang ada di rumah hanya bersama pembantu (orang tuaku pulangnya sore atau malam, adikku juga sedang sekolah). Sekitar jam satu-an, aku yang sedang duduk di kursi malas teras, melihat Tante Endar mau pergi entah kemana dengan mobilnya.

Kulihat Fitri menutup pagar dan ia tidak melihatku. Sekitar 10 menitkemudian, telepon rumahku berdering. Saat kuangkat, ternyata Fitri yang menelepon. Nada suaranya agak ketus, menyuruhku ke rumahnya. Katanya ada yang ingin diomongi n.

Di ruang tamunya, aku duduk berhadapan sama Fitri. Wajahnya tidak seperti biasanya, terlihat jutek, judes, dan sebagainya. Berhubung dia seperti itu, aku jadi salah tingkah dan bingung mau ngomong apa.

Tak lama Fitri mulai bicara duluan dengan nada ketus kembali,

“De, gue mau tanya!”

“Hah? Nanya apaan?” Aku kaget dan agak dag dig dug.

“Loe waktu minggu lalu ngapain sama nyokap gue?” Dia nanya langsung tanpa basa-basi.

“Ehh.. minggu lalu? Kapan? Ngapain emangnya?”

Aku pura-pura tidak tahu dan takutnya dia mau melaporkan ke orang tuaku.

“Aalahh.. loe nggak usah belagak bego deh.. Emangnya gue nggak tau? Gue baru pulang sekolah, gue liat sendiri pake mata kepala gue.. gue intip dari pintu, loe lagi make nyokap gue!!”

Seketika aku langsung kaget, bengong, dan tidak tahu lagi mau ngapain, badan sudah seperti mati rasa. Batinku berkata, “Mati gue.. bi sa-bisa gue diusir dari rumah nih.. nama baik ortu gue bisa jatoh.. mati deh gue.”

Fitri pun masih meneruskan omongannya,

“Loe napsu sama nyokap gue??”

Fitri kemudian berdiri sambil tolak pinggang. Matanya menatap sangat tajam. Aku cuma bisa diam, bengong tidak bisa ngomong apa-apa. Keringat di leher mengucur. Fitri menghampiriku yang hanya duduk diam kaku beku perlahan masih dengan tolak pinggang dan tatapan tajam.

Pipiku sudah siap menerima tamparan ataupun tonjokan namun untuk hal dia akan melaporkannya ke orang tuaku dan aku diusir tidak bisa aku pecahkan. Tapi, sekali lagi kenyataan sangat berbeda. Fitri yang memakai kaos terusan yang mirip daster itu, justru membuka ikatan di punggungnya dan membukakaosnya.

Ternyata ia tidak mengenakan beha dan celana dalam. Jadi di depanku adalah Fitri yang bugil. Takutku kini hilang namun bingungku semakin bertambah.

“Kalo gitu, loe mau juga kan sama gue?” Fitri langsung mendekatkan bibir seksi-nya ke bibirku. Celana pendekku nampak kencang di bagian “anu”.

Kini yang kurasakan bukan ciuman erotis seperti ciuman Tante Endar, namun ciuman Fitri yang lembut dan romantis. Betapa nikmatnya ciuman dari Fitri. Aku langsung memeluknya lembut. Tubuh putihnya benar-benar mulus.

Bulu vaginanya sekilas kulihat coklat gelap. Sesegera mungkin kulepas celana-celanaku dan Fitri membuka kaosku. Lumayan lama Fitri menciumiku dengan posisimembungkuk. Kukocok-kocok penis besarku itu sedikit-sedikit.

Aku langsung membisikkannya, “Fit, kita ke kamarmu yuk..!” Fitri menjawab, “Ayoo.. biarlebih nyaman.” Fitri kurebahkan di ranjangnya setelah kugendong dari ruang tamu. Seperti ciuman tadi, kali ini suasananya lebih lembut, romantis dan perlahan.

Fitri sesekali menciumi dan agak menggigit daun telingaku ketika aku sedang mencumbu lehernya. Fitri juga sesekali mencengkeram lenganku dan punggungku . Kaki kanannya diangkat hingga ke pinggangku dan kadang dia gesek-gesekkan. Dalam pikiranku, mungkin kali ini ejakulasiku tidak selama seperti sama Tante Endar akibat terbawa romantisnya suasana.

Dari sini aku bisa tahu bahwa Fitri itu tipe orang romantis dan lembut. Tapi tetap saja nafsunya besar. Malah dia langsung mengarahkan dan menusukkan penisku ke liang senggamanya tanpa adegan-adegan lain.

Berhubung Fitri masih virgin, memasukkannya tidak mudah. Butuh sedikit dorongan dan tahan sakit termasuk aku juga. Wajah Fitri nampak menahan sakit. Gigi atasnya menggigit bibir bawahnya dan matanya terpejam keras persis seperti keasaman makan buah mangga atau jambu yang asem.

Tak lama, “Aaahh.. aa.. aahh..” Fitri berteriak lumayan keras, aku takutnya terdengar sampai keluar. Selaput perawannya sudah tertembus. Aku mencoba menggoyangkan maju-mundur di dalam liang yang masih sempit itu.

Tapi, aku merasa sangat enak sekali senggama di liang pe rawan. Fitri juga ikutan goyang maju-mundur sambil meraba-raba dadaku dan mencium bibirku. Ternyata benar perkiraanku. Sedikit lagi aku akan ejakulasi. Mungkin hanya sekitar 6 menit. Meski begitu, keringatku pun tetap mengucur. Begitupun Fitri.

Dengan agak menahan ejakulasi, gantian kurebahkan Fitri, kukeluarkan penisku lalu kukocokdi atas dadanya. Mungkin akibat masih sempit dan rapatnya selaput dara Fitri, batang penisku jadi lebih mudah tergesek sehingga lebih cepat pula ejakulasinya.

Ditambah pula dalam seminggu tersebut aku tidak onani, nonton BF, atau sebagainya. Kemudian, “Crit.. crit.. crott..” kembali kujatuhkan spermaku di tubuh orang untuk kedua kalinya. Kusemprotkan spermaku di dada dan payudaranya Fitri.

Kali ini kencrotannya lebih sedikit, namun spermanya lebih kental. Bahkan ada yang sampai mengenai leher dan dagunya. Fitri yang baru pertamakali melihat sperma lelaki, mencoba ingin tahu bagaimana rasanya menelan sperma.

Fitri meraup sedikit dengan agakcanggung dan ekspresi wajahnya sedikit menggambarkan orang jijik, dan lalu menjilatnya.

Terus, Fitri berkata dengan lugu, “Emm.. ee.. De.. kalo ‘itu’ gimana sih rasanya?” sambil menunjuk ke kejantananku yang masih berdiri tegak dan kencang. “Eh.. hmm hmm.. cobain aja sendiri..” sambil tersenyum ia memegang batang kemaluanku perlahan dan agak canggung.

Tak lama, ia mulai memompa mulutnya perlahan malu-malu karena baru pertama kali. Mungkin ia sekalian membersihkan sisa spermaku yang masih menetes di sekujur batangku itu. Kulihat sekilas di lubang vaginanya, ada noda darah yang segera kubersihkan dengan tissue dan lap.

Setelah selesai, aku yang sedang kehabisan stamina, terkulai loyo di ranjang Fitri, sementara Fitri juga rebahan di samping. Kami sama-sama puas, terutama aku yang puas menggarap ibu dan anaknya itu.

CERITA SEX, KUMPULAN CERITA DEWASA, CERITA PANAS, KOLEKS I CERITA MESUM, CERITA SEKS, CERITA 17+, ANAK SMP BUGIL DAN SISWI SMA BUGIL TELANJANG, TANTE BUGIL, TANTE GIRANG BUGIL, TANTE GIRANG VAENDAH MERAH BASAH, ABG TELANJANG SMA DAN VIDEO VAENDAH MERAH BASAH, SEX CEWEK NGENTOT, SITUS VAENDAH MERAH BASAH, KHUSUS ANAK SMP, CERITA SEX ABG, SUKA BUGIL, ABG FOTO BUGIL TERBARU, ABG NGENTOT MEMEK, ABG SITUS VAENDAH MERAH BASAH, KHUSUS ANAK SMA, SITUS VAENDAH MERAH BASAH, ABG HOT VAENDAH MERAH BASAH, CERITA SEKS PEREK ANAK SMA, SMA TELANJANG, CEWEK SMA BUGIL, SISWI SMU BUGIL, DOWNLOAD PERGAULAN BEBAS ANAK ANAK SMA, MEMEK NGANGKANG DIENTOT