Akhirnya Kembali Ke Pelukan Mantanku
Namaku Rizal aku seorang pria yang sudah berkeluarga dan memiliki satu orang putra yang masih berusia 4 tahun. Tapi aku lihat istriku kurang perhatian padanya meskipun dia baru balita dan menyuruhku untuk mencarikan babysitter untuk membantu merawat anak kami Padahal dia sendiri tidak ada kerjaan selain hanya pergi shoping dan ke rumah temannya yang sering ada acara ini dan itu.
Awalnya aku kira dia akan berubah setelah memeiliki anak tapi dari awal menikah sampai sekarang tetap saja sikapnya seperti itu. Membuatku aku kecewa padanya dan terlintas penyesalan dalam benakku, kenapa dulu aku menjatuhkan pilihan padanya bukan kekasihku yang memang setia padaku tapi karena perjodohan tanteku yang memang pengganti mamaku akhirnya akupun mau menikahinya.
Karena aku pikir Lina istriku akan berubah setelah memiliki anak, sebenarnya pernikahanku sudah tidak lagi harmonis sebelum kami memiliki momongan tapi aku tetap bersabar meskipun jarang sekali Lina melayaniku melakukan adegan seperti dalam cerita dewasa yang awal pernikahan kami selalu melakukan hal itu. Tapi begitu dia tahu kalau hamil diapun marah-marah dan takut kalau postur tubuhnya akan berubah begitu hamil.
Aku hanya bisa berharap kalau dia akan sadar suatu saat nanti, tapi yang ada dia malah menjadi dan sering meninggalkan anak kami yang masih lucu-lucunya. Dan untuk kewajibannya melayani akupun dia lupakan, padahal ada saat-saat aku butuh melakukan adegan layaknya dalam cerita dewasa yang memang sudah menjadi kebutuhan kami sebagai laki-laki tulen.
Sampai akhirnya pada suatu hari aku sedang pergi ke sebuah mal sendirian karena memang sudah biasa aku belanja keperluan dapur dan juga kebutuhan anakku sendirian. Tiba-tiba aku waktu aku sibuk meletakan belanjaanku di atas meja kasir ada seseorang yang menepuk pundakku â Mas Rizal⦠â Katanya suaranya begitu lembut dan tidak asing bagiku akupun menoleh.
Di sana aku lihat wajah yang begitu familiar di pikiranku, Vena wanita yang pernah berhubungan denganku dan bersamanya aku menjalin hubungan paling lama. Dia tersenyum dan akupun membalas senyumannya dengan gugup. Sampai akhirnya kamipun keluar bersama dari gedung itu menuju tempat parkir, di sana kami mengobrol sampai akhirnya aku mengajaknya makan di cafe yang tidak jauh dari mal tersebut.
Juga merupakan cafe tempat kami berduaan dulu. Saat aku memesan makanan yang akan kami makan tiba-tiba mulut kami berdua mengatakan hal yang sama pada pelayan cafe tersebut, rupanya Vena masih ingat kesukaanku begitu juga aku masih selalu ingat padanya. â Kok belanja sendiri mas mana istrinya ⦠â Aku mencoba menjawab dengan tenang â Ada sich.. tapi dia sibuk dengan anak kami⦠â kataku di depan Vena.
Sampai akhirnya kami mengobrol lama di salah satu cafe di mal tersebut, dan ketika kami hendak berpisah aku memandang tubuh Vena yang telah membelakangi aku dan betapa terkejutnya aku ketika dia langsung membalikan badan dan melihat aku masih melongo melihat kepergiaanya. Vena lalu menghampiri aku lagi lalu dia memberikan nomornya padaku sambil berkata padaku.
Dengan perlahan â Mas aku kenal kamu jadi kalau ada yang mau kamu curhatkan kamu hubungi saja aku di nomor ini⦠â setelah itu dia berlalu tinggal aku yang masih belum percaya bertemu dengannya bahkan kini nomornya sudah ada di tanganku. Dan sejak saat itu aku sering berhubungan dengan Vena meski hanya lewat telpon tapi aku merasa ada sedikit beban yang terlepas dariku.
Setiap kali curhat Vena memberitahu aku untuk sabar menghadapi sikap istriku, saat aku tanya apakah nanti suaminya akan cemburu dia bilang kalau suaminya orang yang sabar jadi tidak mungkin cemburu padaku. Dan aku tahu kalau seorang pria yang menikahi Vena akan senang hidupnya karena Vena yang aku kenal memang lembut dan sangat baik orangnya.
Tapi karena permintaan tanteku yang sudah aku anggap sebagai pengganti mama menjodohkan aku dengan Lina, yang kini telah menjadi istriku tapi sering melupakan segala kewajibannya sebagai istri. Bahkan melayani aku seperti dalam cerita dewasa saja dia lupa, dan selalu sibuk dengan kegiatannya yang aku lihat tidak ada gunanya juga bergabung dengan para wanita sosialita.
Sampai akhirnya aku melakukan kata perselingkuhan itu, pada suatu hari aku pergi jalan bersama Vena dan kami memang sudah janjian. Begitu sampai di tempat salah satu pariwisata pantai itu kamipun makan bareng di sana, tiba-tiba ada teman wanita Vena yang mendekati dia â Hai.. mbak Vena.. lagi kencan yaâ¦. aku dengar mbak Vena nggak mau dekat dengan cowok setelah di tinggal pacarnya jadi sekarang.. syukurlah⦠â katanya sambil berlalu pergi.
Karena Vena melototkan mata padanya, saat itu juga aku melihat ke arah Vena dan dia menunduk malu. â Jadi hingga saat ini kamu belum menikah juga⦠â Bukannya menjawab Vena malah meneteskan air mata, saat itulah aku mendekat padanya dan aku rangkul pundaknya untuk bisa aku dekap semakin menjadi tangisnya dalam dekapan tubuhku.
Kamipun beranjak dari tempat itu dan tanpa berpikiran apa-apa lagi kami langsung masuk ke sebuah hotel yang tidak jauh dari tempat itu. Di sana kami melabuhkan kerinduan kami selama ini, aku cium pipi Vena sampai akhirnya bibir kami saling mengulum dengan mesranya bahkan terdengar suara desah nafas kami yang sudah terpancing oleh nafsu birahi.
Kamipun bergumul tanpa busana lagi di atas tempat tidur empuk itu â Ooouuugghh⦠ooouuugghh.. Rizal sayang⦠aaaaaggggghh⦠aaaaaaagggghhh⦠aku⦠aaaaggghh⦠â Desahnya membuatku semakin mantap melancarkan aksiku menancapkan kontol pada memeknya â Oouugghh⦠ooouuugghhh⦠ooouugghhhhhâ¦.. aaaaaaaggghh⦠â Terdengar dia sedang menikmati.
Setiap gerakan tubuhku yang bergerak naik turun di atas tubuhnya â Oouuugghh⦠aaaaaagggggghghh⦠teâ¦. rus.. sayang⦠aaaaaaggghhhhh⦠aaaaaaaggghhâ¦. â Dia memintaku untuk terus bergoyang di atas tubuh bugilnya, dan aku tidak membuang kesempatan itu semakin cepat aku menggoyang pantatku sambil terus meremas teteknya yang terlihat ikut bergoyang.
Sampai akhirnya aku lihat dia meringis â Oouugghh⦠ooouuggghh.. oooiuuugghh⦠â Dan akupun sama mengerang saat itu juga karena tidak dapat menahan kontolku juga â OOouuuggghh⦠ooouuugggghhâ¦. oooouuuuuggghhâ¦.. aaaaaagghhh⦠aaaaaagghh⦠â Muncrat sudah sperma dalam kontolku memenuhi lubang memek Vena yang dari tadi memang mengharapkan hal itu.